Secangkir teh hangat 'tuk jiwa yang lelah,,,

Polemik Berjilbab: Menutup Aurat atau Menutup Kepala ?

Posted in community, headline by evan on October 14, 2009

Kenapa kamu belum memakai jilbab ?
Hidayah itu belum datang kepada saya.

Kenapa kamu memakai jilbab ?
Karena demikianlah yang diperintahkan oleh agama.

Polemik berjilbab, belakangan kembali marak akibat hebohnya pemberitaan mengenai terpilihnya Putri Indonesia 2009 asal Aceh beberapa waktu lalu. Diberitakan bahwa Qory Sandioriva (Putri Indonesia 2009 .red) telah melepas jilbanya untuk mengikuti salahsatu ajang kecantikan di tanah air (baca selengkapnya di sini dan  sini :p). Sesaat setelah terpilihnya Putri perwakilan dari Aceh ini, mendadak beberapa dari teman saya memasang status Facebook untuk mengecam terpilihnya Putri Aceh tersebut dengan alasan melepas jilbabnya.

Kemudian beberapa hari yang lalu saya menonton sebuah video, yang merupakan rekaman tayangan sebuah stasiun televisi lokal, berjudul “Lebaran bersama Keluarga Shihab”. Dalam salahsatu episodenya, terdapat hal yang menarik perhatian saya dimana seorang penonton, ibu-ibu, bertanya perihal jilbab kepada Quraish Shihab. Berikut cuplikan link dari video tersebut, (lihat pada menit 07.00 hingga selesai)

watch?v=t-yVRjW7IdA&feature=PlayList&p=6E89F51ED11526CE&index=5

Jawaban dari Pak Quraish Shihab saya rasa tepat. Beliau lebih mengutamakan cara komunikasi yang bersahabat, tanpa terkesan memberikan pandangan yang takutnya nanti menjadi suatu keharusan (terlepas bahwa Najwa sendiri belum memakai jilbab ^^). Kebanyakan dari kita terlalu senang untuk menghakimi sesuatu, tidak jarang tanpa memiliki ilmu yang dalam dan pengetahuan yang cukup akan hal tersebut. Bahkan para alim ulama sendiri, yang jelas-jelas memiliki capability untuk berdebat tentang masalah ini, masih belum menemukan karakteristik yang cukup menjelaskan mengenai jilbab itu sendiri.

Saya pun merasa belum memiliki ilmu yang cukup mengenai jilbab dan aurat. Namun jikalau diminta beropini pribadi, saya menyenangi perempuan yang memakai jilbab, yang lebih mengutamakan fungsi dari jilbab itu sendiri. Saya juga suka dengan model-model jilbab yang indah dan modis, namun jangan sampai menghilangkan esensi berjilbab itu sendiri.  Salahsatu fungsi dari jilbab bagi saya adalah untuk menghindari pandangan-pandangan yang memancing ke arah kemaksiatan. Para perempuan yang memakai jilbab bagi saya terlihat anggun, terlihat menjaga dirinya dari pandangan-pandangan sekitar yang tidak baik. Ini bukan berarti juga saya membenci perempuan yang tidak berjilbab. Banyak dari mereka mungkin tidak berjilbab (baca: menutup kepala dan rambutnya), namun mereka tetap memakai pakaian terhormat, yang tidak menampakkan apa yang seharusnya tidak terlihat. Yang menurut saya tidak baik adalah mereka yang berpakaian dengan tidak menjaga kehormatan pribadi mereka, memancing pandangan-pandangan yang mengarah kepada kemaksiatan.

Sebelumnya saya juga pernah berdebat dengan seorang Doktor lulusan EHESS Prancis dalam bidang Kebudayaan (jikalau saya tidak salah). Beliau bertanya tentang kepentingan seorang wanita memakai jilbab. Beliau dengan tegas mendebat saya bahwa jilbab sekarang hanya sebagai atribut fashion belaka. Bahkan beliau dengan berani membeberkan fakta bahwa sejumlah siswi dan mahasiswi memakai jilbab untuk menutupi bekas perbuatan maksiat mereka (masyaAllah). Saya jujur sedih dengan fakta yang demikian. Mungkin inilah sebab argumen yang diajukan oleh beberapa orang, bahwa kita sering memakai atau mengenakan sesuatu, tapi cenderung dengan alasan ikut-ikutan dan tanpa mengetahui apa maksud dan fungsi sebenarnya.

Akhirnya, mari kita berdakwah lebih ke arah manfaat, bukan malah menjelek-jelekan satu dan lainnya. Saya disini hanya ingin memberikan pandangan, bukan menghakimi. Mari kita jaga keluarga, kerabat dan teman-teman untuk selalu berpakaian dengan terhormat, untuk menjauhi apa-apa yang dilarang oleh Nya. Semoga Allah selalu memberikan hidayah kepada hamba-hamba Nya yang taat.

EK Sani